Asal Mula Pantai Tanjung Menangis
Pantai tanjung menangis
merupakan sebuah pantai yang terletak di Pringgabaya . lebih detailnya terletak
di Dusun Ketapang, Desa Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok
Timur.
Asal
mula pantai tanjung menangis
Pantai
ini di sebut dengan pantai tanjung menangis di mana didasarkan pada sebuah
legenda yang menceritakan tentang sosok seorang putri yang sangat cantik
jelita, yang di mana hidupnya berakhir
tragis di pantai ini. Cerita ini berawal ketika istri dari seorang penguasa
yang bernama Datu (raja) Daha melahirkan seorang putri yang bernama Dewi
Kenceli. Konon setelah putri itu lahir menurut cerita yang di yakini
oleh masyarakat setempat putri yang baru lahir tersebut ( Dewi Kenceli) di
terbangkan oleh angin hingga sampai kedaerah sekitaran pantai. karena terpisah
dari ibunya Bayi mungil yang baru lahir tersebut menangis sekencang- kenyangnya
sehingga suara tangisannya tedengar oleh seorang wanita tua yang bernama Inaq.
Menur atau disebut juga dengan Inaq. Bangkol. Wanita tua itu kemudian mencari
suara tangisan itu hingga menemukan sosok bayi tersebut tergeletak di antra semak- semak dan rumputan
liar. Setelah itu oleh Inaq Menur (Inaq. Bangkol) bayi tersebut di asuh dan di
besarkan layaknya seperti anaknya sendiri.
Singkat
cerita bayi mungil tersebut kini telah tumbuh menjadi sosok gadis yang cantik
jeita, sehingga karena kecantikannya banyak Bajang-Bajang (laki-laki) terpesona
dan tergila-gila padanya, bukan hanya laki-laki biasa saja bahkan banyak anak
dari datu-datu (raja-raja) yang juga ingin
memilikinya. Namun dari sekian banyak dari laki-laki yang ingin memilikinya
hanya pada seorang saja dia memberikan hatinya yaitu anak dari Datu Kelling.
Cinta antra Dewi Kenceli dengan anak datu kelling semakin hari makin besar,
hingga sampai akhirnya keduanya ingin memutuskan untuk hidup bersama.
Kini
mendung telah menyelimuti hati mereka disebabkan karena cinta suci mereka tidak
di restui oleh Datu Kelling yaitu ayah dari laki-laki tersebut, alasan mengapa
datu kelling tidak menyetujui pernikahan antra anaknya dengan dewi kenceli di
sebabkan oleh perbedaan kasta. Dimana diketahui bahwa Dewi Kenceli merupakan
anak dari seorang wanita tua yang miskin, sedangkan laki-laki tersebut
merupakan anak dari bangsawan kaya yang bernama Datu Kelling. Hal itulah yang
melandasi keputusan Raja Kelling untuk tidak mengijinkan putranya menikah
dengan Dewi Kenceli.
Namun
cinta anak Datu dengan dewi Kenceli sangatlah besar, cinta mereka seperti sudah
menyatu dalam jiwa mereka sehingga hanya kematian yang bisa memisahkan mereka.
Mengetahui hal ini inaq. Menur (inaq. Bangkol) menceritakan siapa sebenarya
dewi kenceli. Inaq Menur menceritakan bagaimana iya menemukan Dewi Kenceli saat
masih bayi kemudian di rawat dan di besarkan sampai sekarang dia juga
mengungkapkan bahwa di dalam tubuh Dewi
Kenceli mengalir darah bangsawan karna hal ini Di dasarkan pada saat menemukan Dewi
Kenceli, yang di mana wajah dan tubuhnya memancarkan sinar yang terang yang menyebabkan
Inaq. Menur meyakini bahwa ini adalah pertanda sesunnguhya Dewi Kenceli bukan
seorang gadis biasa melainkan seorang putri Raja.
Setelah
mengetahui bahwa dirinya adalah keturunan raja atau bangsawan dia merasa
gembira dan bahagia hal ini di karnakan impianya untuk menikah dengan anak Datu
Kelling akan menjadi Kenyataan, namun sayang seribu sayang Datu kelling tidak
mempercayai bahwa dewi Kenceli merupakan anak keturunan bangsawan, dia bersih
kukuh meyakini Dewi Kenceli adalah anak dari Inaq. Menur (Inaq. Bangkol) yang
nota bene adalah seorang wanita tua yang miskin. Tapi cinta anak Datu Kelling
kepada Dewi Kenceli sangatlah besar sehingga iya berkata hanya maut yang bisa
memisahkan kami, mendengar kata yang keluar dari anaknya tersebut Datu Kelling
langsung terdiam, dalam diamnya tersebut Datu Kelling memikirkan bagaimana cara
mencegah pernikahan tersebut tanpa harus kehilangan putranya. Pada saat itu
juga terlintas dalam pikirannya bahwa untuk mencegah pernikahan tersebut Datu
Kelling hanya perlu menghukum Dewi Kenceli karna di anggap berbohong sudah
mengaku sebagai anak keturunan bangsawan. Dia mengatakan bahwa” kau telah
berbohong dan hukuman bagi seorang pembohong adalah hukuman mati” Setelah
keputusan itu di buat maka bersegeralah Datu Kelling untuk mempersiapkan segala
sesuatu dalam mengeksekusi Dewi Kenceli.
Setelah
semuanya siap kaula-kaula bala, tumunggung, demung dan masyarakat biasa juga
ikut berkumpul di tanjong (tanjung daerah pesisir pantai). Di dalam rombongan
itu ikut juga algojo Datu Kelling yang bernama jero tebek. Algojo ini ikut
kepantai dengan membawa Dewi Kenceli yang akan di eksekusi. Sebelum Dewi
Kenceli di eksekusi oleh algojo jero tebek, Datu Kelling memberikan kesempatan
kepada Dewi Kenceli untuk mengucapkan sesambat (kata-kata telahir ) sebelum
dieksekusi. Dimana sesambat yang di ucapkan oleh Dewi Kenceli “jika benar saya
bukan anak seorang raja maka darah yang mengalir dari tubuh saya akan jatuh
kepantai dan membuat air laut menjadi merah dan keru, namun jika saya benar
putri dari raja maka darah yang mengalir dari tubuh saya akan mencuat ke atas
lalu bersinar terang”. Kata-kata ini di ucapkan oleh Dewi Kenceli sambil di
iringi isak tangisnya yang tersedu-sedu. Air matanya berlinang membasahi
pipinya, matanya memerah, suaranya gemeteran, dan tubuhnya melamah hingga tak
sanggup menahan betapa beratnya hukuman yang di hadapi. Melihat keadaan Dewi
Kenceli yang demikian para kualabala, tumenggung, demung dan masyarakat biasa
ikut terharu dan menaruh iba sehingga semuanya juga ikut menangis.
Setelah
Dewi Kenceli mengucapkan sesambat maka jero tebek langsung melakukan tugasnya
dengan menebas kepala Dewi Kenceli. Seketika itu darah yang keluar dari Kepala
Dewi kenceli yang tertebas mencuat ke atas dan bersinar terang menyilaukan
semua yang datang. Melihat kejadian tersebut suara tangis pun semakin pecah
dari semua yang hadir tatkala mengetahui bahwa sesungguhya Dewi Kenceli adalah
benar seorang putri keturunan raja. Bedasarkan dari cerita tersebut pantai
tempat dieksekusinya Dewi Kenceli disebut pantai Tanjung menangis. Itulah
bagaimana asal usul pantai yang ada di wilayah Dusun Ketapang, Desa
Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya disebut pantai tanjung menagis.
Kapan kesini??
Komentar
Posting Komentar